Anak tantrum adalah momen yang umum terjadi dalam kehidupan seorang orang tua. Terlepas dari usia anak, tantrum bisa menjadi pengalaman yang menantang dan membingungkan bagi orangtua. Namun, dibalik perilaku ini terdapat beberapa alasan yang mungkin menyebabkannya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas sepuluh penyebab umum dari anak tantrum dan strategi yang dapat digunakan untuk menghadapinya.
1. Frustrasi
Anak-anak sering kali merasa frustasi ketika mereka tidak bisa melakukan sesuatu dengan sendirinya. Misalnya, kesulitan memecahkan masalah atau kesulitan berkomunikasi.
2. Kebosanan
Anak-anak memiliki tingkat perhatian yang terbatas. Ketika mereka merasa bosan atau tidak tertarik dengan kegiatan yang ada di sekitar mereka, tantrum bisa terjadi.
3. Kemarahan
Seperti halnya orang dewasa, anak-anak juga dapat merasa marah atau kesal. Mereka mungkin tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk mengungkapkan emosi mereka dengan cara yang sehat, sehingga meluapkannya melalui tantrum.
4. Kelelahan
Anak-anak yang kelelahan cenderung lebih mudah menjadi rewel dan rentan terhadap tantrum.
5. Perubahan rutinitas
Anak-anak menyukai rutinitas dan kestabilan. Ketika ada perubahan mendadak dalam rutinitas mereka, seperti perubahan jadwal tidur atau makan, ini bisa menyebabkan kebingungan dan stres yang memicu tantrum.
6. Ketidakmampuan menyampaikan kebutuhan
Kadang-kadang anak-anak belum memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik. Mereka mungkin tidak dapat menyampaikan apa yang mereka inginkan atau butuhkan, yang dapat mengarah pada rasa frustrasi dan akhirnya tantrum.
7. Merasa tidak dihargai atau tidak didengar
Anak-anak ingin merasa dihargai dan didengar. Ketika mereka merasa diabaikan atau tidak didengarkan, mereka mungkin menggunakan tantrum sebagai cara untuk menarik perhatian.
8. Imitasi perilaku
Anak-anak sering meniru perilaku orang dewasa di sekitar mereka. Jika mereka sering melihat orang dewasa menggunakan tantrum sebagai cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, mereka mungkin menirunya.
9. Ketidaknyamanan fisik
Ketidaknyamanan fisik, seperti sakit perut atau ketidaknyamanan lainnya, dapat membuat anak menjadi rewel dan mudah marah.
10. Stimulus eksternal
Lingkungan fisik anak, seperti kebisingan yang tinggi atau tempat yang terlalu ramai, juga bisa menjadi pemicu tantrum.
Strategi Menghadapi Tantrum
1. Mengatur harapan yang realistis
Pahami kemampuan dan keterbatasan anak Anda, dan aturlah harapan dengan sesuai.
2. Memberikan perhatian positif
Berikan perhatian positif pada perilaku yang diinginkan untuk mendorong anak Anda berperilaku dengan baik.
3. Mengajarkan keterampilan berkomunikasi
Bantu anak Anda dalam mengembangkan keterampilan berkomunikasi sehingga mereka dapat menyampaikan kebutuhan dan emosi mereka dengan cara yang sehat.
4. Mengatur lingkungan
Hindari lingkungan yang terlalu merangsang dan berikan struktur dan rutinitas yang konsisten.
5. Menangani tantrum dengan tenang
Tetaplah tenang saat menghadapi tantrum anak. Memberikan contoh ketenangan dapat membantu anak belajar mengendalikan emosinya.
6. Memberikan pilihan
Berikan anak pilihan yang sesuai untuk memberi mereka rasa kontrol atas situasi.
7. Menawarkan bantuan
Bantu anak dalam mengatasi kesulitan yang mereka hadapi dengan memberikan bantuan yang diperlukan.
Dengan memahami penyebab tantrum dan menerapkan strategi menghadapinya dengan bijak, orangtua dapat membantu anak mereka dalam mengembangkan keterampilan emosional yang sehat dan mengurangi frekuensi serta intensitas dari tantrum yang terjadi.